Kamis, 11 Februari 2010

LARANGAN HARI VALENTINE

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.

Perayaan Valentine’s Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani

Valentine’s Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani.

Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.

The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari .

Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis dari Romawi kuno.

Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.

Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.

Valentine Berasal dari Budaya Syirik.

Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.

Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid ” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.

Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.

Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka,
naudzu billahi min zalik.

Semangat valentine adalah Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.

Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.

Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.

Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?

Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.

Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

Selasa, 19 Januari 2010

liBuranddd yukk....

niii fToo wktuu lburann tepat.a wKtuu taon baRuu hri yang k2..


niii fToo akk wktu lg lBuran sKlAh di rMAh nEneKk...


niii lathan baSket wktu lbrand sklh sOAl.a mw persiapan pertandngan...
jd lathan dech...


niii wkTuu jlan" brenG tmen" + mkan di sOlaRia..
asikk dan menyenengkan..
krna biSa mkaN bReng mrKA...
wkwkwk....

nii fToo akk maa viVi wkTuu lbuRAn sklAh di hari thun bru k 2...asikk wlupun lburan hanya di palembang..

Minggu, 17 Januari 2010

LIbUrand yukkkk......

niii ftOo akk saad lburand tpat.A tggl 2 januari..

6 Tips Meraih Ilmu

Sesungguhnya sesuatu yang paling besar untuk diwariskan berdasarkan kesepakatan penduduk bumi adalah ilmu. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إن الأنبياء لم يورثوا ديناراً ولا درهماً إنما ورثوا العلم

“ Sesungguhnya para Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mewariskan dinar, tidak pula dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu “

Dan yang dimaksud dengan ilmu adalah Ilmu syar’I yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Rabbnya Ta’ala

Imam Bukhari ketika menyebut kitab Ilmu di shahihnya, memulai dengan menyebut Keutamaan ilmu. Beliau berkata: Bab “Ilmu itu sebelum perkataan dan perbuatan.” Kemudian menyebutkan firman Allah, “Maka ketahuilah (ilmuilah), bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (Tuhan) yang berhak disembah selain Allah.“

Maka amal perbuatan itu tidak diterima kecuali apabila berlandaskan atas ilmu.

Seorang hamba tidak mengetahui apa yang dicintai Allah dan diridhoiNya kecuali melalui jalan para Rasul, untuk itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk menuntut ilmu. Beliau bersabda :

من سلك طريقاً يلتمس فيه علما سهل الله له طريقاً إلى الجنة

“Barang siapa menití jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkannya jalan menuju syurga.”

Orang yang menuntut ilmu syar’i yang dapat mendekatkannya kepada Allah adalah orang yang mempunyai cita-cita tinggi, tidak peduli dengan hal yang remeh. Akan tetapi, menuntut ilmu tidak akan diperoleh seseorang melainkan apabila telah terkumpul padanya beberapa sifat yang telah disebutkan para ulama :

أخي لن تنال العلم إلا بستةٍ ……….. سأنييك عن تفاصيلها ببيان

ذكاء وحرص وافتقار وغربة ………….. وتلقين أستاذٍ وطول زمان

Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu, melainkan dengan enam perkara

Kuberitahukan kepadamu rinciannya secara jelas

Kecerdasan, bersungguh-sungguh, merasa butuh, mengasingkan diri,

bimbingan ustadz dan waktu yang lama

Sifat-sifat ini jika dimiliki seorang penuntut ilmu, niscaya akan tercapai tujuannya.

Sifat-sifat itu diantaranya ialah:

1. Kecerdasan

Ilmu tidak diberikan kepada orang bodoh.Dan diantara tanda-tanda kecerdasan penuntut ilmu yaitu memulai hal yang kecil sebelum yang besar. Sebagaimana disebutkan Bukhari pada firman Allah :

ولكن كونوا ربا نيين

“akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani.”(Al imran : 79)

Yang dimaksud rabbani adalah orang yang mengajarkan dari hal yang kecil sebelum hal yang besar. Dia mulai dari apa yang bersifat fardlu ‘ain baginya, maka ia mulai dengan tauhid. Wajib bagi penuntut ilmu mempunyai kecerdasan, karena kecerdasan ini akan memberinya manfaat dalam mendapatkan ilmu.

2. Bersungguh-sungguh

Suatu hal yang paling besar yang banyak diperhatikan oleh penuntut ilmu adalah waktu. Waktu merupakan umur. Maka ulama kita –semoga Allah merahmati mereka- adalah orang yang paling perhatian dalam masalah waktu.

Seorang imam terpercaya Abu Muhammad Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Rozi berkata : ”Kami memasuki Mesir dan menetap selama tujuh bulan. Kami tidak pernah merasakan kuah. Pada siang hari kami belajar kepada Syeikh, dan pada malam harinya kami menyalin materi”. Kemudian dia berkata, ”Lalu kami pergi untuk mengikuti pelajaran salah satu syeikh., ketika sampai di sana kami mendapati syeikh sedang sakit. Lalu kami hendak makan dan membeli ikan. Setelah itu kami membawanya ke rumah tersebut dan ternyata sudah jadwalnya syeikh yang lain untuk mengajar. Lalu kami tinggalkan ikan tersebut dan kami berangkat.” Setelah selesai pelajaran, dia berkata : ”Kami tidak sempat memanaskannya sehingga kami memakannya dalam keadaan mentah.” Hal ini menunjukkan perhatian mereka yang besar terhadap waktu.

3. Merasa membutuhkan

Meskipun engkau telah memperoleh ilmu, jangan mengira bahwa dirimu berada di atas segalanya. Merasa membutuhkan adalah hal yang penting bagi penuntut ilmu dengan selalu merasa bahwa dia belum mencapai sesuatu. Imam Bukhori, seorang ulama besar menceritakan tentang muridnya Imam Tirmidzi.

Betapa indahnya perkataan Sufyan Ats Tsauri : Seseorang tidak akan mulia sampai mengambil ilmu dari orang yang lebih pandai darinya dan dari orang yang semisalnya dan yang berada di bawahnya.”

Merasa membutuhkan bagi seorang penuntut ilmu itu sangat penting. Dasarnya adalah tawadlu dan menjaga jiwa.

4. Ghurbah (mengasingkan diri )

Ghurbah di sini mempunyai dua makna:

  • Melakukan perjalanan jauh untuk menuntut ilmu.Yaitu kamu bepergian dan meningggalkan keluarga dan tempat tinggalmu untuk menuntut ilmu. Perjalanan ini merupakan sesuatu kebanggaan para ulama terdahulu terutama ulama hadits. Apakah di antara kita saat ini ada yang memiliki keinginan yang kuat meski berada di kejauhan ketika mendengar hadits, ”Barangsiapa yang mengatakan Lailaha illallah Muhammad Rasulullah, dibukakan baginya kedelapan pintu surga.”
  • Tidak berkumpul dengan manusia.Yaitu sesungguhnya teman-temanmu yang bersamamu dalam menghabiskan waktu adalah para penuntut ilmu. Sehingga engkau merasa asing jika berada di suatu tempat yang penduduknya bukan penuntut ilmu.

5. Bimbingan Guru

Mengambil ilmu dari para guru (Syeikh) memberimu 3 faedah :

  • Mempersingkat waktu.Kitab yang biasa engkau baca dalam waktu satu bulan,maka dengan bimbingan guru dapat diringkas hanya dalam waktu satu pekan saja dengan ringkasan yang baik.
  • Meluruskan pemahaman yang keliru
  • Mengajarkan adab.

Maka merendahlah kamu di hadapan guru meskipun engkau memiliki ilmu yang tidak dimilikinya. Betapa indahnya apa yang dikatakan oleh Mujahid bin Jabr rahimahullah, ”Tidak akan memperoleh ilmu dua golongan, orang yang malu dan orang yang takabbur.”

6. Waktu yang lama

Menuntut ilmu itu dalam waktu yang lama merupakan hal yang sangat penting bagi penuntut ilmu. Penuntut ilmu itu tidak boleh terburu-buru dan merasa cukup dengan sedikit dari apa yang sudah dipelajarinya. Dan tidak boleh merasa cukup dengan membaca buku saja. Maka wajib baginya untuk menuntut ilmu sepanjang umur dan waktu.

Senin, 30 November 2009

bIodAta aKk


a. Nama : Isabella Hutasoit

b. Kls : 9.6

c. Alamat : jln.kol.haji burlian km 8.5 lrg.surya sakti komp Gereja HKBP Sukarame Palembang.

FS : sTreSs_bAnG@yMaiL.cOm

FB : abelmoetz@rocketmail.com
Email :abelmoetz@roketmail.com

Minggu, 29 November 2009

selamad hari guru

selamad hari guru untuk bpak dan ibu guru,
trutama untuk guru tik saia,
smoga bapak dan ibu guru tmbah sukses,

:)

Minggu, 08 November 2009

penanTian sBuah kata maap..
tak kan pernH trHapus dr ate nii...
waUlauun....dy taLah dgn yG lain ..
tp akk yakin..
sMua kan dPat akk jlani...
wauLAun pun tuhh,,akn mMbUAt drIkuu